Orang Perancis menyebutnya la petit mort, kematian kecil (the little death). Asal kata orgasme adalah dari bahasa Yunani orgasmus, yang berarti menjadi matang, membengkak, penuh gairah, dan bahasa Sansekerta urg, yang berrati kuat.
Kalau Anda sering baca novel, penulis novel biasanya menggambarkannya dalam istilah "gempa bumi", "mengguncang dunia" dan kadang-kadang menyebutnya "klimaks".
Secara lebih rinci, terlepas dari berbagai istilah sensasional di atas, orgasme menurut Joel D. Block , PhD, penulis Secrets of Better Sex, adalah urutan kontraksi ritmik yang dicetuskan oleh stimulasi fisik dan psikologis yang kuat dan biasanya berlangsung 3-20 detik. Sebagian orang, kadang-kadang terus mengalami sensasi tersebut selama satu menit atau lebih.
Orgasme adalah tahapan ketiga dari empat tahapan dalam rangsangan seksual yang diamati Dr Masters and Johnson: gairah, rangsangan, orgasme dan resolusi. Tekanan darah dan kecepatan denyut jantung meningkat selama dua tahapan pertama, dan mencapai titik tertinggi pada fase orgasme.
Laki-laki dan perempuan, biasanya menunjukkan perubahan fisik lain selama orgasme , termasuk menggelapnya warna areola payudara dan genital.
Menurut Block, di dalam masyarakat Barat, pada akhir abad ke 20, orgasme perempuan dijadikan sebagai standar dari kualitas hubungan seksual yang mereka lakukan. Laki-laki mengangap dirinya kekasih yang baik jika ia bisa "memberikan" kepada pasangannya satu orgasme atau lebih baik beberapa kali orgasme setiap kali mereka berhubungan seksual.
Kalau Anda sering menyimak komentar perempuan Indonesia yang menikah dengan laki-laki barat, umumnya mereka memuji perhatian, dan perlakuan yang diberikan pasangannya, yang digambarkan sangat menghargai (bahkan tidak segan-segan bertanya) apa yang diinginkan perempuan untuk mendapatkan hubungan seksual yang memuaskan. Sesuatu hal, yang menurut mereka- jarang dilakukan oleh laki-laki Indonesia pada umumnya. Begitukah?
Mencapai Puncak
Berkaitan dengan pendakian menuju kepuasan seks, sering digambarkan perempuan menggunakan tangga biasa sedangkan laki-laki menggunakan elevator. Atau dalam istilah dapur, laki-laki adalah microwave dan perempuan tungku arang. Perempuan memang membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan orgasme.
Sebenarnya, respon seksual perempuan mirip dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki mengalami empat tahap seperti yang sudah disebutkan di atas: gairah, rangsangan, orgasme dan resolusi –dengan perubahan aliran darah yang jelas menyertai tahap-tahap itu.
Bagi laki-laki, peningkatan aliran darah menyebabkan hasil yang jelas: ereksi! Pada perempuan, tingkat rangsangan hampir tidak terlihat . Dalam faktanya, banyak perempuan bahkan tidak mengetahui saat dirinya terangsang. Salah satu alasan adalah: karena terlalu banyak hal yang terjadi dalam tubuh perempuan selam fase ini dan sulit untuk mengenali satu perubahan tertentu. Tetapi yang jelas "ada sesuatu" yang terjadi.
The Female Body, menggambarkan proses ini dimulai saat jaringan erektil di dalam klitoris terisi darah dan klitoris menjadi keras. Bibir vagina dalam dan luar membengkak, dan bibir dalam berubah menjadi merah gelap atau merah terang. Vagina juga menjadi basa –ini akibat cairan yang dikeluarkan oleh dinding vagina. Otot-otot yang mendukung rahim mulai mengencang, menyebabkan rahim terangkat, dan ujung atas vagina (cul-de-sac) melebar.
Saat perempuan mendekati orgasme, areola atau kulit gelap disekitar payudara menjadi membengkak. Pada perempuan yang belum pernah menyusui , ukuran payudara meningkat 20-25 persen. Pernapasan menjadi dangkal dan cepat.
Ketika perempuan akhirnya mencapai orgasme, beginilah yang kira-kira terjadi pada tubuhnya: Otot di sekitar rahim dan serviks mengalami peregangan sehingga perut tertarik ke dalam. Tekanan darah, pernapasan dan kecepatan jantung mencapai puncaknya. Perempuan mungkin merasakan sensasi geli di beberapa bagian tubuh, dan perasaan hangat bergerak dari genital, hingga dada, leher dan wajah.
Kalau Anda sering baca novel, penulis novel biasanya menggambarkannya dalam istilah "gempa bumi", "mengguncang dunia" dan kadang-kadang menyebutnya "klimaks".
Secara lebih rinci, terlepas dari berbagai istilah sensasional di atas, orgasme menurut Joel D. Block , PhD, penulis Secrets of Better Sex, adalah urutan kontraksi ritmik yang dicetuskan oleh stimulasi fisik dan psikologis yang kuat dan biasanya berlangsung 3-20 detik. Sebagian orang, kadang-kadang terus mengalami sensasi tersebut selama satu menit atau lebih.
Orgasme adalah tahapan ketiga dari empat tahapan dalam rangsangan seksual yang diamati Dr Masters and Johnson: gairah, rangsangan, orgasme dan resolusi. Tekanan darah dan kecepatan denyut jantung meningkat selama dua tahapan pertama, dan mencapai titik tertinggi pada fase orgasme.
Laki-laki dan perempuan, biasanya menunjukkan perubahan fisik lain selama orgasme , termasuk menggelapnya warna areola payudara dan genital.
Menurut Block, di dalam masyarakat Barat, pada akhir abad ke 20, orgasme perempuan dijadikan sebagai standar dari kualitas hubungan seksual yang mereka lakukan. Laki-laki mengangap dirinya kekasih yang baik jika ia bisa "memberikan" kepada pasangannya satu orgasme atau lebih baik beberapa kali orgasme setiap kali mereka berhubungan seksual.
Kalau Anda sering menyimak komentar perempuan Indonesia yang menikah dengan laki-laki barat, umumnya mereka memuji perhatian, dan perlakuan yang diberikan pasangannya, yang digambarkan sangat menghargai (bahkan tidak segan-segan bertanya) apa yang diinginkan perempuan untuk mendapatkan hubungan seksual yang memuaskan. Sesuatu hal, yang menurut mereka- jarang dilakukan oleh laki-laki Indonesia pada umumnya. Begitukah?
Mencapai Puncak
Berkaitan dengan pendakian menuju kepuasan seks, sering digambarkan perempuan menggunakan tangga biasa sedangkan laki-laki menggunakan elevator. Atau dalam istilah dapur, laki-laki adalah microwave dan perempuan tungku arang. Perempuan memang membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan orgasme.
Sebenarnya, respon seksual perempuan mirip dengan laki-laki. Perempuan dan laki-laki mengalami empat tahap seperti yang sudah disebutkan di atas: gairah, rangsangan, orgasme dan resolusi –dengan perubahan aliran darah yang jelas menyertai tahap-tahap itu.
Bagi laki-laki, peningkatan aliran darah menyebabkan hasil yang jelas: ereksi! Pada perempuan, tingkat rangsangan hampir tidak terlihat . Dalam faktanya, banyak perempuan bahkan tidak mengetahui saat dirinya terangsang. Salah satu alasan adalah: karena terlalu banyak hal yang terjadi dalam tubuh perempuan selam fase ini dan sulit untuk mengenali satu perubahan tertentu. Tetapi yang jelas "ada sesuatu" yang terjadi.
The Female Body, menggambarkan proses ini dimulai saat jaringan erektil di dalam klitoris terisi darah dan klitoris menjadi keras. Bibir vagina dalam dan luar membengkak, dan bibir dalam berubah menjadi merah gelap atau merah terang. Vagina juga menjadi basa –ini akibat cairan yang dikeluarkan oleh dinding vagina. Otot-otot yang mendukung rahim mulai mengencang, menyebabkan rahim terangkat, dan ujung atas vagina (cul-de-sac) melebar.
Saat perempuan mendekati orgasme, areola atau kulit gelap disekitar payudara menjadi membengkak. Pada perempuan yang belum pernah menyusui , ukuran payudara meningkat 20-25 persen. Pernapasan menjadi dangkal dan cepat.
Ketika perempuan akhirnya mencapai orgasme, beginilah yang kira-kira terjadi pada tubuhnya: Otot di sekitar rahim dan serviks mengalami peregangan sehingga perut tertarik ke dalam. Tekanan darah, pernapasan dan kecepatan jantung mencapai puncaknya. Perempuan mungkin merasakan sensasi geli di beberapa bagian tubuh, dan perasaan hangat bergerak dari genital, hingga dada, leher dan wajah.
0 comment:
Post a Comment